Lantai Kayu masjid - Masjid bukan hanya sekadar tempat untuk melaksanakan ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial, dakwah, dan kebersamaan umat Islam.
Karena itu, desain masjid harus mampu menciptakan suasana yang indah, menenangkan, serta menghadirkan kenyamanan bagi setiap jamaah yang datang untuk bersujud.
Lantai bukan hanya sekadar alas pijak, melainkan juga menjadi bagian yang menentukan kesan dan karakter sebuah rumah ibadah.
Dari sekian banyak pilihan bahan seperti marmer, granit, atau keramik, kini lantai kayu masjid mulai menjadi pilihan yang kian populer.
PROMO PRODUK LANTAI KAYU INDOOR
kayu mampu menghadirkan kehangatan, ketenangan, dan nuansa alami yang sejalan dengan filosofi kesederhanaan dan keindahan dalam Islam.
3 Jenis Lantai Kayu masjid paling Rekomendasi
1. Decking Kayu Bengkirai
Untuk area luar masjid seperti tempat wudhu, teras, atau selasar, material yang paling direkomendasikan adalah decking kayu bengkirai.
Kayu bengkirai dikenal sebagai salah satu jenis kayu keras yang memiliki ketahanan tinggi terhadap perubahan cuaca tropis, sinar matahari, dan paparan air hujan.
Dalam dunia perkayuan, bengkirai termasuk dalam kelas kayu II, yang artinya cukup kuat dan awet, meskipun tidak setangguh jati.
Namun dari segi harga, bengkirai jauh lebih ekonomis dan tetap menghadirkan tampilan natural yang menawan. Ciri khasnya berupa warna cokelat kekuningan dengan serat halus yang berpola indah.
Kelebihan lain yang membuat bengkirai digemari adalah kemampuannya beradaptasi dengan suhu panas maupun lembap tanpa mudah melengkung.
Warna alaminya juga memberikan kesan hangat dan bersih, selaras dengan suasana suci di area tempat bersuci.
Dengan perawatan sederhana seperti pelapisan minyak kayu atau coating anti air, lantai kayu bengkirai dapat bertahan hingga puluhan tahun tanpa kehilangan pesonanya.
Baca Juga : Cek Cara Merawat Decking Kayu
2. Lantai Kayu Merbau
Jika kita beralih ke bagian dalam masjid tempat di mana jamaah berlama-lama berzikir dan bersujud lantai kayu merbau adalah pilihan yang sempurna.
Kayu merbau berasal dari wilayah tropis seperti Papua dan Maluku, serta dikenal di dunia internasional karena kekuatan dan kestabilannya yang luar biasa.
Secara teknis, merbau termasuk dalam kelas kayu I–II, menjadikannya salah satu kayu terbaik untuk area interior.
Teksturnya keras, padat, dan stabil, sehingga tidak mudah melengkung meskipun mengalami perubahan suhu ruangan.
Inilah sebabnya banyak arsitek memilih merbau sebagai material lantai masjid modern, terutama di wilayah beriklim lembap seperti Indonesia.
3. Lantai Kayu Jati
Bagi banyak orang, kayu jati merupakan simbol keindahan dan keabadian dalam dunia arsitektur. Tak heran jika hingga kini, jati tetap menjadi pilihan utama untuk lantai kayu masjid kelas premium.
Kayu jati termasuk dalam kelas kayu I, artinya memiliki kekuatan, kestabilan, dan ketahanan paling tinggi dibandingkan jenis kayu lainnya.
Ia tahan terhadap rayap, jamur, bahkan perubahan suhu ekstrem. Dari sisi tampilan, jati menampilkan warna cokelat keemasan dengan guratan serat halus yang begitu khas dan elegan.
Ketika digunakan sebagai lantai, jati memberikan sensasi hangat di telapak kaki. Jamaah yang beribadah tanpa alas akan merasakan kenyamanan yang berbeda lembut namun kokoh, dingin namun tidak menusuk.
Permukaannya yang halus juga memberi kesan bersih dan terawat, sejalan dengan nilai kesucian yang dijunjung tinggi dalam sebuah masjid.
Mengapa Lantai Kayu Cocok untuk Masjid?
Banyak alasan mengapa penggunaan lantai kayu masjid semakin digemari. Selain karena tampilannya yang alami dan menenangkan, kayu memiliki sifat isolator alami yang membuat permukaannya terasa lebih hangat dibandingkan material keras seperti marmer atau granit.
Ini memberi kenyamanan ekstra bagi jamaah yang beribadah tanpa alas kaki, terutama saat shalat Subuh atau di ruangan ber-AC.
Dari sisi estetika, serat kayu menghadirkan keindahan visual yang alami dan tidak pernah membosankan. Setiap potongan kayu memiliki karakter unik tidak ada dua pola yang sama. Inilah yang membuat interior masjid terasa hidup dan bernilai artistik tinggi.
Lebih dari itu, kayu juga membantu menciptakan akustik ruangan yang lebih tenang, menyerap gema suara, dan membuat lantunan ayat Al-Qur’an terdengar lembut. Suasana inilah yang sulit dicapai dengan material lantai keras lainnya.
Dari segi ketahanan, kayu-kayu kelas I seperti jati dan merbau mampu bertahan hingga puluhan tahun, bahkan lebih lama bila dirawat dengan baik.
Sementara bengkirai tetap tangguh untuk area luar yang sering terkena air. Jadi, lantai kayu masjid bukan hanya indah, tapi juga efisien, awet, dan ramah lingkungan.
Lantai kayu masjid bukan hanya sekadar pilihan material, melainkan juga wujud rasa hormat dan cinta terhadap tempat suci yang menjadi pusat kehidupan umat Islam.