Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
Fashion Blog

Deretan Jenis Tikar Anyaman Khas Indonesia yang Sudah Mulai Langka

Jenis tikar anyaman

Jenis tikar anyaman – Sebelum kehadiran karpet, tikar anyaman menjadi salah satu jenis furniture yang sangat populer pada saat itu.

Dari segi fungsi, tikar sering dipergunakan sebagai alas duduk maupun alas tidur. Hal itu bukan tanpa alasan, karena penggunaan tikar dapat meningkatkan rasa nyaman.

Di Indonesia ada banyak sekali jenis-jenis tikar anyaman tradisional yang masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri.

Namun sayang, kini popularitas tikar anyaman mulai tergeser seiring dengan kehadiran karpet yang lebih modern.

Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai jenis-jenis tikar anyaman khas Indonesia, mari kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini.

6 Jenis Tikar Anyaman Terpopuler

1. Tikar Samak Dari Jawa Barat

Tikar Samak khas Jawa Barat terbuat dari bahan jerami kering yang dianyam dengan pola atau motif tertentu.

Tikar Samak Dari Jawa Barat

Menariknya lagi, jumlah jerami yang dibutuhkan untuk membuat Tikar Samak tergantung dari ukuran panjang dan lebarnya.

Semakin lebar dan panjang, maka akan semakin banyak juga jumlah jerami yang diperlukan untuk membuat sebuah Tikar Samak.

Biasanya Tikar Samak sering diaplikasikan sebagai alas duduk, alas tidur, hingga dekorasi untuk mempercantik ruangan tertentu.

Baca juga: Ingin Buat Rumah Bergaya Adat Sunda? Ini Referensi Desainnya

2. Tikar Lepa-Lepa dari Sulawesi

Tikar Lepa-Lepa berasal dari Sulawesi, khususnya daerah suku Bugis. Tikar ini dikenal dengan motif geometris yang simetris dan warna alam yang hangat.

Tikar Lepa-Lepa dari Sulawesi

Motifnya tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga sarat dengan makna filosofis yang dalam. Tikar Lepa-Lepa sering digunakan dalam upacara adat, seperti pernikahan dan prosesi keagamaan.

Bahan utama tikar ini biasanya terbuat dari daun pandan, menghasilkan tekstur yang kuat dan tahan lama.

3. Tikar Mendong dari Jawa

Dari pulau Jawa, hadir Tikar Mendong yang terkenal dengan kehalusan anyamannya.

Tikar Mendong dari Jawa

Biasanya menggunakan bahan dasar seperti daun pandan atau mengkuang, tikar ini memiliki warna yang cerah dan pola yang rumit.

Tikar  Mendong  sering digunakan sebagai hiasan dalam upacara tradisional atau sebagai alas tidur di dalam rumah.

Keindahan tikar ini mencerminkan keterampilan tinggi perajin Jawa dalam merajut dan menciptakan pola yang kompleks.

Baca juga: Jenis-jenis Bahan Karpet Beserta Plus Minusnya

4. Tikar Ketak dari Bali

Bali, sebagai destinasi pariwisata yang terkenal, juga memiliki keunikan dalam seni anyaman. Tikar Ketak adalah contoh sempurna dari keindahan dan kekuatan kreativitas perajin Bali.

Tikar Ketak dari Bali

Tikar ini terbuat dari anyaman bambu dengan pola geometris yang menarik. Umumnya digunakan sebagai alas duduk atau hiasan dinding, Tikar Ketak memberikan nuansa alam yang eksotis dan kesejukan dalam desainnya.

5. Tikar Rotan Dari Kalimantan

Kalimantan, pulau terbesar di Indonesia, memiliki keanekaragaman budaya yang tercermin dalam karya seni tikar anyaman.

Tikar Rotan Dari Kalimantan

Tikar Rotan adalah salah satu contoh nyata, terbuat dari serat rotan yang dianyam dengan presisi tinggi. Tikar ini sering dihiasi dengan corak tradisional dan warna alam.

Kekuatan dan daya tahan tikar rotan membuatnya menjadi pilihan utama sebagai alas duduk di rumah-rumah tradisional Kalimantan.

6. Tikar Serampang dari Sumatra

Dari pulau Sumatra, kita dapat menemukan keindahan Tikar Serampang. Tikar ini biasanya dihiasi dengan motif bunga yang indah dan warna-warna cerah.

Tikar Serampang dari Sumatra

Keunikan tikar ini terletak pada teknik anyamannya yang sangat rumit, menciptakan tekstur yang halus dan tahan lama.

Tikar Serampang sering dijadikan sebagai hiasan dalam upacara adat atau sebagai barang koleksi bernilai seni tinggi.

Catatan:

Setiap jenis tikar anyaman khas Indonesia mencerminkan kekayaan budaya dan keahlian tinggi perajin lokal.

Keterampilan mereka dalam merajut dan menciptakan pola yang indah menghasilkan karya seni yang tidak hanya bermanfaat secara fungsional tetapi juga memikat hati para penikmat seni.

Dengan melestarikan dan mempromosikan penggunaan tikar anyaman tradisional, kita dapat ikut serta dalam menjaga keberlanjutan warisan budaya yang berharga ini.

Keunggulan Tikar Anyaman:

  • Keindahan yang Natural

Tikar anyaman menghadirkan keindahan estetika yang unik. Dengan berbagai motif dan warna yang digunakan, tikar ini bukan hanya alas praktis, tetapi juga karya seni yang memikat hati.

Keindahan estetika tikar anyaman menciptakan nuansa hangat dan alami di dalam ruangan.

  • Ramah Lingkungan

Bahan baku utama tikar anyaman, seperti daun pandan, rotan, atau bambu, umumnya bersifat alami dan dapat diperbaharui.

Hal ini menjadikan tikar anyaman pilihan yang ramah lingkungan, membantu dalam menjaga keseimbangan alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

  • Dapat Menyesuaikan Dengan Suhu

Tikar anyaman terkenal karena sifatnya yang sejuk di musim panas dan memberikan kehangatan di musim dingin.

Kemampuan tikar anyaman untuk menjaga kesejukan di ruangan serta memberikan kehangatan saat duduk atau tidur, menjadikannya pilihan ideal untuk berbagai kondisi iklim.

  • Awet & Tahan Lama

Kebanyakan tikar anyaman memiliki daya tahan yang tinggi. Keuletan anyamannya membuat tikar ini mampu bertahan dari tekanan dan gesekan, menjadikannya pilihan yang awet dan tahan lama.

Hal ini memberikan nilai tambah dalam hal fungsionalitas dan investasi jangka panjang.

  • Memberikan Sentuhan Tradisional

Tikar anyaman membawa sentuhan tradisional ke dalam rumah. Dengan menggunakan tikar anyaman, kamu dapat merasakan dan mempertahankan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.

Ini memberikan penghormatan pada tradisi dan sejarah, mengingatkan kita akan keberagaman budaya Indonesia.

Kekurangan Tikar Anyaman:

  • Rentan Terhadap Kelembaban

Salah satu kekurangan tikar anyaman adalah rentan terhadap kelembaban.

Bahan alami yang digunakan bisa meresap air dan menyebabkan tikar menjadi basah, bahkan berbau, jika terpapar air terlalu lama. Oleh karena itu, perawatan khusus dan lingkungan yang sesuai diperlukan.

  • Rentan Terhadap Serangan Hama

Beberapa jenis tikar anyaman, terutama yang terbuat dari bahan alami seperti daun pandan atau rotan, dapat menjadi sasaran serangan hama.

Kondisi ini memerlukan perawatan ekstra dan perlindungan untuk mencegah kerusakan oleh serangga atau jamur.

  • Tidak Cocok Untuk Lingkungan Ekstrem

Tikar anyaman mungkin kurang cocok untuk lingkungan ekstrem, seperti tempat dengan kelembaban tinggi atau suhu ekstrem.

Hal ini dapat mempengaruhi kualitas dan daya tahan tikar anyaman, sehingga memerlukan perhatian khusus dalam pemilihan dan pemeliharaannya.

  • Harga yang Relatif Mahal

Beberapa jenis tikar anyaman, terutama yang dibuat secara tradisional atau dengan desain khusus, bisa memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk alas lantai modern lainnya.

Ini bisa menjadi kendala bagi mereka yang memiliki anggaran terbatas.

  • Membutuhkan Perawatan Khusus

Tikar anyaman memerlukan perawatan yang lebih cermat dibandingkan dengan alas lantai lainnya.

Pembersihan dan penjagaan secara teratur diperlukan untuk memastikan tikar tetap bersih, tahan lama, dan bebas dari serangan hama.

Kesimpulan:

Dengan memahami keunggulan dan kekurangan tikar anyaman, tentunya kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas sesuai dengan kebutuhan dan preferensi.

Tikar anyaman tetap menjadi pilihan yang menarik untuk membawa keindahan tradisional Indonesia ke dalam ruang hidup modern.

Posting Komentar untuk "Deretan Jenis Tikar Anyaman Khas Indonesia yang Sudah Mulai Langka "