Ketahui 10 Jenis Kayu Kelas III Berserta Kualitasnya
Dalam dunia material bangunan, kayu dibagi ke dalam beberapa kelas berdasarkan tingkat kekuatan, keawetan, dan ketahanannya terhadap cuaca maupun serangan hama.
Klasifikasi ini memudahkan pengguna dalam memilih jenis kayu sesuai kebutuhan konstruksi. Salah satu kategori yang paling banyak digunakan untuk kebutuhan konstruksi ringan hingga interior adalah Kayu Kelas III.
Meski berada satu tingkat di bawah Kayu Kelas II (Kayu Kelas 2 atau kayu tingkat II), Kayu Kelas III tetap memiliki kualitas yang layak, mudah diolah, dan menawarkan harga yang lebih terjangkau.
Karena itu, jenis kayu ini sangat populer untuk rangka rumah sederhana, plafon, kusen, partisi, hingga furnitur non-struktural.
Berikut ini adalah 10 jenis Kayu Kelas III yang umum digunakan di Indonesia, lengkap dengan kualitas dan asal kayunya.
Berikut 10 Jenis Kayu Kelas III
1. Kayu Sengon
Kayu Sengon dikenal sebagai salah satu Kayu Kelas III paling populer di Indonesia. Kayu ini berasal dari pohon sengon yang tumbuh sangat cepat, sehingga pasokannya melimpah dan harganya relatif ekonomis.
Warna kayunya cerah dengan tekstur cukup halus, membuatnya mudah dipotong dan dibentuk. Dari segi kekuatan, Sengon memang berada di bawah Kayu Kelas II atau kayu tingkat II, terutama dalam ketahanan terhadap air dan beban berat.
Namun untuk penggunaan di area kering seperti rangka plafon, daun pintu ringan, dan furnitur sederhana, Kayu Sengon sudah cukup stabil dan fungsional.
2. Kayu Albasia
Kayu Albasia sering dianggap mirip dengan Sengon karena masih satu keluarga. Sebagai Kayu Kelas III, Albasia memiliki serat yang sedikit lebih rapat dan permukaan yang cukup rata, sehingga sering digunakan dalam industri mebel skala kecil hingga menengah.
Jika dibandingkan dengan Kayu Kelas II (Kayu Kelas 2), daya tahan Albasia terhadap kelembapan dan serangga memang lebih rendah.
Namun dengan proses pengeringan yang baik dan finishing yang tepat, Kayu Albasia tetap mampu bertahan lama untuk kebutuhan interior seperti lemari, meja ringan, dan panel dinding.
3. Kayu Mahoni Lokal
Mahoni lokal masuk dalam kategori Kayu Kelas III karena tingkat keawetannya yang sedang. Kayu ini memiliki ciri khas warna cokelat kemerahan dengan serat halus dan tampilan yang elegan, sehingga banyak diminati untuk furnitur dan elemen dekoratif.
Dibandingkan dengan kayu tingkat II, kekuatan struktur Mahoni lokal memang tidak terlalu menonjol. Namun dari segi estetika, kayu ini justru unggul.
Oleh karena itu, Mahoni lokal sering digunakan untuk kusen, daun pintu, lemari, dan perabot rumah tangga non-struktural
4. Kayu Mindi
Kayu Mindi memiliki karakter ringan dengan serat lurus dan warna cerah. Sebagai Kayu Kelas III, kayu ini terkenal mudah diolah dan tidak memerlukan peralatan berat saat pengerjaan, sehingga cocok untuk industri mebel rumahan.
Jika disandingkan dengan Kayu Kelas II atau kayu tingkat 2, Mindi memang kalah dalam ketahanan terhadap cuaca ekstrem.
Namun untuk penggunaan indoor seperti rak buku, lemari pakaian, dan panel dinding, kualitas Kayu Mindi sudah sangat mencukupi dan ekonomis.
5. Kayu Akasia Lokal
Akasia lokal memiliki tekstur yang lebih padat dibandingkan beberapa Kayu Kelas III lainnya. Seratnya cukup menarik dengan warna cokelat kekuningan, sehingga sering dimanfaatkan untuk furnitur dan elemen interior yang membutuhkan tampilan alami.
Walaupun tidak sekuat Kayu Kelas II (Kayu Kelas 2), Akasia lokal memiliki kestabilan yang cukup baik jika melalui proses pengeringan yang benar.
Kayu ini sering digunakan untuk kusen, daun pintu, hingga rangka ringan yang tidak menahan beban berat.
6. Kayu Karet
Kayu Karet berasal dari pohon karet yang sudah tidak produktif menghasilkan getah. Sebagai Kayu Kelas III, kayu ini memiliki tekstur cukup halus dan warna cerah, sehingga mudah difinishing dan diwarnai.
Dari sisi kekuatan, Kayu Karet masih berada di bawah kayu tingkat II. Namun setelah melalui proses oven atau pengeringan industri, kayu ini menjadi cukup stabil dan tidak mudah melengkung.
Karena itu, Kayu Karet banyak digunakan untuk furnitur indoor, meja, kursi, dan komponen rumah tangga lainnya.
7. Kayu Jabon
Kayu Jabon termasuk Kayu Kelas III yang ringan dengan warna cerah dan serat lurus. Kayu ini banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan konstruksi non-struktural karena mudah dikerjakan dan tersedia dalam ukuran besar.
Jika dibandingkan dengan Kayu Kelas II, daya tahan Kayu Jabon memang lebih rendah, terutama terhadap kelembapan.
Namun untuk plafon, partisi ruangan, dan panel dekoratif, Kayu Jabon menawarkan kualitas yang sebanding dengan harganya yang terjangkau.
8. Kayu Pinus
Kayu Pinus, baik lokal maupun impor, sering dikategorikan sebagai Kayu Kelas III. Kayu ini memiliki aroma khas, tekstur lembut, dan pola serat yang menarik, terutama untuk desain interior bergaya minimalis dan skandinavia.
Berbeda dengan Kayu Kelas II atau kayu tingkat II yang cenderung lebih keras, Pinus unggul dalam kemudahan pengerjaan dan finishing. Kayu ini banyak digunakan untuk rak, meja, kabinet, serta dekorasi rumah.
9. Kayu Waru
Kayu Waru dikenal memiliki serat agak kasar namun cukup kuat untuk ukuran Kayu Kelas III. Warna kayunya berkisar dari putih pucat hingga cokelat muda, memberikan kesan sederhana dan natural.
Meski tidak sekuat Kayu Kelas II, Kayu Waru masih sering dimanfaatkan untuk rangka atap ringan, papan, dan elemen bangunan sederhana.
Dengan perlakuan anti-rayap dan pengeringan yang baik, kayu ini dapat bertahan cukup lama di lingkungan kering.
10. Kayu Trembesi Muda
Trembesi muda masuk dalam kategori Kayu Kelas III karena tingkat keawetannya masih sedang. Kayu ini memiliki serat unik dan ukuran batang besar, sehingga sering dimanfaatkan untuk furnitur berukuran lebar seperti meja makan dan meja kerja.
Jika dibandingkan dengan Kayu Kelas II atau kayu tingkat II, Trembesi muda memang membutuhkan perlakuan ekstra agar tidak mudah retak atau berubah bentuk.
Namun dari segi visual, kayu ini memiliki nilai estetika tinggi dan banyak diminati untuk elemen dekoratif bernuansa alami.
Jadi, sudah tahu jenis kayu kelsa III?



.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)









.jpg)
.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)













.jpg)
.jpg)

.jpg)
