BLANTERTOKOv132
 Mengenal Fungsi Rangka Plafon Beserta Jenis-jenisnya

Fungsi rangka plafon

Fungsi rangka plafon - Selain berperan sebagai penutup rangka atap, plafon juga memiliki peranan penting dalam urusan estetika dan kenyamanan di dalam ruangan. 

Akan tetapi, ada satu bagian yang kerap diabaikan padahal menjadi penentu terhadap kualitas plafon. Ya, baigan tersebut berupa rangka plafon. 

Lantas, apa itu rangka plafon? Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mending simak langsung ulasannya di bawah ini. 

Pengertian dan Fungsi Rangka Plafon

Pada dasarnya, rangka plafon merupakan struktur dasar yang berperan sebagai tulang punggung dari sistem plafon. 

Pengertian dan Fungsi Rangka Plafon

Material yang digunakan untuk rangka plafon memang bervariasi, dimana masing-masingnya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. 

Adapun mengenai berbagai fungsi utama rangka plafon seperti berikut:

1. Memastikan Kekuatan dan Keamanan

Rangka yang berkualitas akan membuat plafon tahan terhadap getaran, perubahan suhu, dan kelembapan. 

Terlebih untuk iklim tropis seperti di Indonesia, sehingga perubahan cuaca sangat berpengaruh terhadap struktur plafon gypsum atau GRC. 

Baca juga: Jenis Plafon GRC

2. Menciptakan Permukaan Plafon yang Rata

Tanpa adanya struktur yang presisi, maka plafon akan terlihat bergelombang. Nah, keberadaan rangka inilah yang akan membuat garis plafon tetap lurus dan simetris. 

3. Menahan Aksesoris Tambahan

Aksesoris pada plafon biasanya terdiri dari lampu gantung, downlight, atau ventilasi. 

Dengan adanya rangka yang kuat, sehingga instalasi tersebut dijamin aman dan tidak akan membebani material plafon. 

4. Memudahkan Jalur Instalasi

Rangka plafon dapat memberi ruang bagi pipa AC, kabel listrik, serta sistem mekanikal lainnya. 

Jika tidak ada rangka, tentunya hal ini akan menyulitkan para teknisi ketika hendak mengatur jalur instalasinya. 

Jenis-jenis Rangka Plafon

Sebagaimana yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi, bahwa setiap material rangka plafon memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri seperti berikut:

1. Rangka Kayu

Rangka kayu biasanya diaplikasikan pada rumah bergaya tradisional maupun klasik. 

Keunggulan rangka kayu ini terdapat pada proses instalasinya yang lebih mudah, sehingga dapat menghemat waktu dan biaya operasional. 

Rangka Kayu

Disisi lain, rangka plafon kayu menawarkan harga yang relatif terjangkau. 

Meski harganya lebih murah, namun rangka kayu dapat menopang beban berat dengan sangat baik terhadap material plafon. 

Akan tetapi, kelemahan rangka kayu adalah berpotensi terkena serangan rayap dan tidak terlalu tahan terhadap kelembapan tinggi. 

Terlebih untuk jenis kayu dengan kualitas rendah, sehingga ia akan mudah melengkung akibat perubahan suhu. 

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Plafon Kayu

2. Rangka Besi Hollow

Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Rangka Besi Hollow saat ini selalu diandalkan untuk kebutuhan plafon gypsum maupun GRC.

Adapun ukuran Rangka Besi Hollow yang umumnya berkisar 2 x 4 cm hingga 4 x 4 cm. 

Rangka Besi Hollow

Tak seperti rangka kayu, Rangka Besi Hollow tahan terhadap rayap serta proses instalasinya yang cenderung mudah. 

Bahkan, Rangka Besi Hollow juga terbukti tahan lembab serta bobotnya yang lebih ringan. 

Namun, Rangka Besi Hollow yang tidak dilapisi dengan galvanis sangat rentan terhadap karat. Selain itu, Rangka Besi Hollow yang terlalu tipis juga akan mudah penyok. 

3. Rangka Metal Furing

Rangka Metal Furing adalah standar industri modern yang selalu diandalkan untuk kebutuhan proyek perumahan, apartemen, dan bangunan komersil. 

Rangka Metal Furing

Rangka ini umumnya terdiri dari berbagai elemen, seperti MC (Main Channel), FC (Furing Channel), Wall Angle (Siku Dinding), klip atau konektor. 

Keunggulan Rangka Metal Furing terdapat pada sifatnya yang kokoh, stabil, rahan terhadap lembap, dan rayap. 

Akan tetapi, proses pemasangan Rangka Metal Furing bisa memakan biaya lebih tinggi karena membutuhkan Teknik khusus. 

Pertimbangan Saat Memilih Rangka Plafon

  • Sesuaikan Dengan Ruangan

Ruangan dengan kelembapan tinggi seperti dapur dan kamar mandi, sebaiknya menggunakan rangka hollow galvanis atau metal furing karena sifatnya yang tahan terhadap korosi. 

  • Tingkat Kelembapan Rumah

Ruangan dengan sirkulasi udara yang buruk harus menggunakan rangka anti lembab, seperti metal furing dan hollow galvanis. 

  • Jenis Bahan Plafon

Jika anda ingin menggunakan plafon gypsum, maka pilihlah rangka hollow atau metal furing. 

Namun untuk plafon GRC, disarankan menggunakan rangka hollow dengan ukuran yang lebih tebal agar kokoh. 

Adapun material plafon PVC atau lambersering kayu yang umumnya menggunakan rangka besi hollow. 

  • Beban Tambahan 

Untuk aksesoris tambahan seperti memasang lampu gantung besar atau downlight dalam jumlah banyak, sebaiknya gunakan rangka yang kokoh seperti kayu keras atau metal furing. 

  • Ketebalan Material Rangka

Kesalahan yang paling umum, yakni memiliki rangka hollow yang terlalu tipis. Idealnya rangka hollow untuk plafon memiliki ketebalan sekitar 0,35 mm. 

  • Biaya Instalasi

Rangka plafon kayu mungkin bisa lebih murah diawal. Namun ketika terkena rayap, maka biaya perbaikannya bisa jauh lebih tinggi lho 

Berbeda dengan rangka metal furing yang sedikit lebih mahal, namun minim risiko kerusakan dalam jangka panjang. 

Demikianlah penjelasan singkat mengenai fungsi dan jenis rangka plafon, sehingga bisa anda jadikan sebagai bahan referensi saat hendak membangun maupun merenovasi rumah. 




 Ragam Jenis Plafon GRC Beserta Plus Minusnya

Jenis plafon GRC

Jenis plafon GRC - Selain gypsum, GRC juga merupakan salah satu jenis material yang selalu digunakan untuk kebutuhan plafon hunian. 

GRC singkatan dari Glassfiber Reinforced Cement yang terbuat dari campuran pasir halus, air, dan serat fiber glass. 

Semua bahan tersebut diolah sedemikian rupa hingga membentuk lembaran yang padat dan solid. 

Ada berbagai jenis plafon GRC yang tersedia dipasaran dengan karakteristik berbeda-beda. 

Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi seputar jenis-jenis plafon GRC, yuk simak langsung ulasan dibawah ini. 

3 Jenis Plafon GRC

1. Plafon GRC Standar

Memang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Plafon GRC standar adalah yang paling umum digunakan. 

Ciri khas Plafon GRC ini terdapat pada tekstur permukaannya yang rata, halus, serta agak kaku. 

Plafon GRC Standar

Adapun ketebalannya yang berkisar 3 sampai 4 mm, serta bobotnya yang lebih berat dibanding gypsum. 

Plafon GRC standar memiliki keunggulan yang tahan terhadap lembab, sehingga membuatnya tidak mudah menggelembung. 

Bahkan, ia juga tahan terhadap rayap serta tampilan hasil finishingnya yang terlihat lebih rapi. 

Plafon GRC standar ideal diaplikasikan untuk berbagai ruangan, seperti kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, perkantoran, ruko, dan bangunan komersil lainnya. 

Akan tetapi, harga Plafon GRC standar bisa dibilang lebih mahal dari gypsum. 

Disisi lain proses pemotongannya harus menggunakan alat khusus, serta sambungan antar lembarnya berpotensi retak jika pemasangan kurang presisi. 

Baca juga: Dinding GRC

2. Plafon GRC Motif

Dibandingkan dengan jenis yang pertama tadi, Plafon GRC bermotif memang memiliki tampilan yang jauh lebih menarik lho. 

Ya, sebab ia memiliki permukaan bertekstur, ukiran, hingga pola tertentu yang bisa dipilih sesuai dengan gaya interior rumah. 

Plafon GRC Motif

Adapun berbagai motif yang tersedia mulai dari pola geometris, ornamen klasik, bunga-bungaan, garis modern, hingga panel kotak-kotak. 

Plafon GRC motif biasanya memiliki ketebalan diatas 5 mm, tergantung kerumitan pola atau ukirannya. 

Dengan menggunakan Plafon GRC bermotif, pastinya ruangan rumah akan terlihat lebih mewah dan elegan. 

Bahkan, anda juga tidak perlu menambahkan lis plafon dekoratif karena tampilannya yang sudah berestetika tinggi. 

Selain unggul dari segi tampilan, Plafon GRC motif juga memiliki kekuatan dan ketahanan yang cukup baik. 

Dari segi harga, Plafon GRC motif memang lebih mahal serta bobotnya yang lebih berat dibanding GRC standar. 

Tak hanya itu, proses pemasangan Plafon GRC motif juga lebih rumit karena harus menjaga presisi polanya. 

Baca juga: Jenis Plafon Triplek

3. Plafon GRC Waterproof

Selanjutnya ada jenis Plafon GRC Waterproof yang memang dirancang khusus untuk pemasangan di area dengan kelembapan tinggi atau ruangan semi-outdoor. 

Ya, sebab ia sudah dilengkapi dengan tambahan formula yang dapat meningkatkan ketahanannya terhadap penyerapan air, sehingga lebih stabil meski sering terpapar udara luar. 

Plafon GRC Waterproof

Ketebalan Plafon GRC Waterproof berkisar 4 mm sampai 6 mm, serta tekstur permukaannya yang lebih keras dibandingkan dengan jenis GRC lain. 

Selain tahan terhadap air, Plafon GRC Waterproof juga tidak mudah berubah bentuk meski sering terpapar perubahan cuaca ekstrim dalam jangka panjang. 

Namun, bobot Plafon GRC Waterproof memang cukup berat serta harganya yang lebih mahal dari jenis GRC lain. 

Tak hanya itu, pada proses pemasangannya juga membutuhkan rangka hollow galvanis yang tebal agar dapat menopang beban Plafon GRC Waterproof. 

Tips Merawat Plafon GRC

Tips Merawat Plafon GRC

Seperti material plafon pada umumnya, GRC juga membutuhkan perawatan berkala agar lebih awet dan tahan lama. 

Adapun berbagai cara merawat plafon GRC yang bisa dicoba seperti berikut: 

1. Bersihkan Secara Rutin

Meski terkesan sederhana, namun cara ini sangat efektif dalam menjaga tampilan plafon GRC agar tetap terlihat bersih. 

Dalam membersihkannya, anda bisa menggunakan kemoceng atau kain microfiber untuk mengangkat debu dan kotoran yang menempel pada plafon. 

Ya, sebab debu yang menumpuk dan dibiarkan terlalu lama, maka akan membuat tampilan plafon menjadi kusam dan memicu masalah noda membandel. 

Namun, hindari penggunaan air yang berlebih karena bagian sambungannya rentan terhadap kelembapan. 

Baca juga: Cara Merawat Decking Kayu

2. Cek Bagian Sambungan Secara Berkala

Sebagaimana yang sudah disebutkan poin diatas tadi, bahwa bagian sambungan antar plafon rentan terhadap kelembapan. 

Bagian ini bisanya mengalami retak rambut jika rangkanya tidak stabil, atau material mengalami pergerakan akibat adanya perubahan suhu. 

Oleh karena itu, penting bagi anda untuk melakukan pengecekan visual setiap beberapa bulan sekali. 

Apabila terdapat retakan kecil, segera perbaiki dengan menggunakan kompon khusus GRC agar kerusakannya tidak meluas. 

Disisi lain, pastikan juga rangka hollow dalam kondisi kokoh dan tidak berkarat maupun melengkung. 

3. Periksa Atap Rumah 

Meski plafon GRC tahan terhadap lembab, namun paparan air secara menerus dari atap yang bocor bisa menimbulkan masalah serius. 

Pasalnya, air akan meresap kedalam sambungan sehingga bisa menimbulkan bercak kuning atau membuat struktur plafonnya bergelombang. 

Maka dari itu, penting memeriksa bagian atap untuk memastikan tidak ada kebocoran. 

4. Lakukan Pengecatan Ulang

Seiring dengan waktu pemakaian, warna plafon GRC dapat memudar akibat paparan debu, uap dari dapur, atau perubahan suhu ruangan. 

Untuk mengembalikan keindahan tampilan plafon, anda bisa melakukan pengecatan ulang setiap 2 atau 3 tahun sekali. 

Pilihlah cat yang berkualitas tinggi, terlebih untuk cat dengan fitur anti jamur dan mudah dibersihkan. 

Namun sebelum mengecat, pastikan plafon GRC dalam kondisi bersih dan tidak ada keretakan. 

Demikianlah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis plafon GRC beserta tips merawatnya, sehingga bisa anda jadikan sebagai bahan penambah wawasan. 




 Jenis-jenis Plafon Triplek Terbaik Untuk Hunian


Jenis plafon triplek

Jenis plafon triplek - Selain gypsum, triplek juga merupakan salah satu jenis material yang kerap diandalkan untuk kebutuhan plafon. 

Material ini terdiri dari lapisan-lapisan kayu tipis (veneer) yang direkatkan menggunakan tekanan tinggi sampai membentuk lembaran solid. 

Plafon triplek memiliki bobot yang ringan namun tetap kuat, mudah dipotong, dibentuk, dan tersedia kedalam berbagai ukuran ketebalan. 

Bahkan yang lebih menariknya lagi, plafon triplek yang sudah terpasang bisa di beri lapisan cat sesuai dengan selera. 

Ada beragam jenis plafon triplek yang masing-masingnya memiliki ciri khas tersendiri seperti dibawah ini. 

4 Jenis Plafon Triplek Paling Umum 

4 Jenis Plafon Triplek Paling Umum

1. Triplek Meranti

Sesuai dengan namanya, tripek ini terbuat dari bahan kayu meranti yang memiliki warna kemerahan serta bobot agak berat. 

Meski bobotnya berat, plafon meranti memiliki struktur yang lebih kokoh dan tidak mudah melengkung. 

Baca juga: Kelebihan Kekurangan Plafon Gypsum

2. Triplek Sengon

Keunggulan Triplek Sengon atau albasia terdapat pada bobotnya yang lebih ringan, sehingga dapat memudahkan proses pemasangan. 

Bahkan, Triplek Sengon juga mudah dipotong yang membuatnya cocok diaplikasikan pada rumah sederhana. 

Namun sayang, tingkat ketahanannya terhadap lembab dan rayap terbilang cukup rendah sehingga memerlukan finishing yang tepat. 

3. Triplek Jati Lapis

Triplek dengan lapisan luar serat jati menyuguhkan tampilan yang alami dan terkesan premium. 

Pada umumnya, triplek ini sering dipadukan dengan finishing clear maupun melamin agar seratnya terlihat lebih elegan. 

Akan tetapi, harga triplek jati lapis relatif lebih mahal dibandingkan dengan triplek meranti maupun sengon. 

4. Triplek MDF Atau HDF

Istilah MDF merupakan singkatan dari Medium Density Fiberboard, sedangkan HDF adalah High Density Fiberboard. 

Meski bukan dari kayu asli, namun triplek MDF maupun HDF kerap dijadikan alternatif karena tekstur permukaannya yang terasa halus. 

Baca selengkapnya: Perbedaan HDF, MDF, dan LDF

Kelebihan Plafon Triplek

Kelebihan Plafon Triplek

1. Harga yang Relatif Terjangkau

Dibandingkan dengan plafon gypsum atau kayu solid, tentunya plafon triplek menawarkan harga yang jauh lebih murah. 

Sehingga penggunaan plafon triplek sangat ideal untuk proyek yang memerlukan banyak lembaran. 

2. Pemasangan yang Mudah

Tekstur triplek yang fleksibel membuatnya mudah dipotong, dibor, dipaku, dan disekrup tanpa mengalami kerusakan. 

Tentunya hal ini dapat memudahkan proses pemasangan, sehingga ideal diaplikasikan pada renovasi singkat maupun perbaikan yang bersifat urgent. 

3. Menciptakan Kesan Natural

Serat kayu pada plafon triplek bisa meningkatkan estetika interior. Ya, ketika difinishing dengan clear coat, maka tampilan plafon triplek akan terlihat lebih hangat dan natural. 

4. Berbobot Ringan

Berkat bobotnya yang ringan, plafon triplek tidak akan memberikan beban berat pada bagian rangka, sehingga aman digunakan untuk struktur kayu atau bangunan lama. 

Kelemahan Plafon Triplek

Kelemahan Plafon Triplek

1. Tidak Tahan Terhadap Air

Sifat Material triplek yang cenderung mudah menyerap kelembapan, sehingga dapat menimbulkan berbagai permasalahan.

Itu sebabnya, mengapa plafon triplek tidak cocok diaplikasikan di area dapur, kamar mandi, dan outdoor. 

Apabila bagian atap bocor, maka permukaan plafon bisa mengglembung, lapuk, menghitam hingga berlubang. 

Baca juga: Jenis Parket Tahan Air

2. Rawan Serangan Rayap

Dikarenakan berbahan dasar kayu, tentunya plafon triplek menjadi makanan empuk bagi kawanan rayap. 

Untuk mencegah serangan rayap, sebaiknya plafon triplek diberi lapisan khusus. 

3. Sambungannya Harus di Dempul

Lembaran triplek yang biasanya digunakan untuk plafon berukuran 122 x 244 cm, sehingga pemasangan yang kurang rapi bisa menimbulkan garis sambungan dengan jelas. 

Oleh karena itu, dibutuhkan dempul khusus kayu agar hasilnya terlihat lebih rapi. 

4. Mudah Melengkung

Masalah ini biasanya terjadi pada plafon triplek tipis. Akibat adanya perubahan suhu dan kelembapan didalam ruangan, maka plafon triplek menjadi melengkung. 

Ketebalan Triplek yang Cocok Untuk Plafon

Ketebalan Triplek yang Cocok Untuk Plafon

Ukuran ketebalan triplek memang cukup bervariasi. Ya, semakin tebal ukurannya, maka akan semakin kokoh pula strukturnya. 

Adapun mengenai ukuran triplek yang umumnya tersedia dipasaran seperti berikut:

  • 3 mm – 4 mm: Paling ekonomis, cocok untuk plafon datar, namun rawan melengkung.
  • 6 mm: Lebih stabil cocok untuk hunian.
  • 9 mm ke atas: Sangat kokoh, cocok untuk area komersial atau plafon dekoratif.

Tips Perawatan Plafon Triplek

Agar plafon triplek bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama, tentu membutuhkan berbagai perawatan seperti dibawah ini:

  • Pastikan Atapnya Tidak Bocor

Sebelum memasang plafon triplek, sebaiknya cek dulu bagian genteng, talang air, dan rangka atap. 

Ya, sekecil apapun kebocoran di bagian atap bisa merusak plafon triplek. 

  • Pilih Rangka yang Rapat

Menurut informasi yang didapat, idealnya jarak antar rangka plafon maksimalnya mencapai 40 cm. 

Semakin rapat rangkanya, maka struktur plafon triplek tidak akan mudah melengkung. 

  • Lapisi Dengan Cat Kayu yang Berkualitas

Sebaiknya gunakan cat dasar dan cat finishing agar bisa mengurangi penyerapan air. 

Untuk mendapatkan tampilan yang natural, anda bisa memberi clear coat yang tahan terhadap lembab. 

  • Beri Anti Rayap

Penting juga untuk mengaplikasikan cairan anti rayap sebelum memasang plafon triplek. 

  • Gunakan Sekrup 

Dibandingkan dengan paku, sekrup mampu menahan plafon triplek lebih kuat dan tidak mudah lepas ketika terjadi perubahan suhu. 

  • Dempul Sambungan Dengan Benar

Selanjutnya gunakan dempul khusus kayu yang elastis agar bagian sambungan plafon triplek tidak mudah retak seiring waktu pemakaian. 

Demikianlah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis plafon triplek beserta info penting lainnya, sehingga bisa anda jadikan sebagai bahan penambah wawasan. 




7 Cara Merawat Decking Kayu Agar Tetap Awet!

Cara Merawat Decking Kayu

Cara Merawat Decking Kayu - Decking kayu merupakan elemen penting bagi area outdoor seperti teras, taman, balkon, hingga tepi kolam renang. 

Selain memberikan kesan alami dan elegan, decking kayu juga menambah nilai estetika rumah. Namun, untuk menjaga tampilannya agar tetap indah dan tidak cepat rusak, diperlukan perawatan yang tepat.

Banyak orang mengira decking cukup dibiarkan begitu saja, padahal faktor cuaca, kelembapan, dan kotoran dapat mempercepat kerusakan kayu. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami langkah-langkah merawat decking dengan benar. Berikut 7 cara yang bisa Anda terapkan agar decking kayu selalu tampak baru dan tahan lama.

Ikuti 7 Cara Merawat Decking dibawah!

Cara Merawat Decking Kayu

1. Membersihkan Decking Kayu Secara Rutin

Langkah pertama dalam cara merawat decking kayu adalah melakukan pembersihan rutin. Debu, daun kering, dan kotoran yang menempel di permukaan kayu dapat menimbulkan jamur dan lumut jika dibiarkan terlalu lama. 

Anda bisa membersihkan decking kayu menggunakan sapu halus atau kain lembut setiap beberapa hari sekali untuk menjaga permukaannya tetap bersih dan bebas kotoran.

Untuk pembersihan lebih dalam, gunakan air sabun hangat dan sikat lembut guna mengangkat noda membandel. 

Hindari penggunaan cairan pembersih keras atau sikat kawat, karena dapat merusak lapisan pelindung kayu. Setelah dicuci, biarkan decking mengering secara alami di bawah sinar matahari agar tidak lembap dan berjamur.

2. Hindari Air Menggenang di Permukaan

Air yang menggenang dalam waktu lama dapat menjadi musuh utama bagi decking kayu. Kelembapan berlebih bisa menyebabkan kayu melengkung, menghitam, bahkan membusuk. 

Oleh karena itu, saat merawat decking, pastikan area permukaannya memiliki sistem drainase yang baik agar air hujan bisa langsung mengalir dan tidak tertahan di permukaan.

Jika decking Anda berada di area terbuka, pastikan kemiringan lantai sudah sesuai standar agar air tidak menumpuk. 

Anda juga dapat memeriksa sela-sela antar papan secara berkala untuk memastikan tidak ada sumbatan daun atau lumut yang menghambat aliran air. Cara sederhana ini sangat efektif untuk menjaga usia decking kayu tetap panjang.

3. Gunakan Lapisan Pelindung atau Coating

Langkah penting berikutnya dalam cara merawat decking kayu adalah dengan memberikan lapisan pelindung (coating). Coating berfungsi untuk menahan air, sinar UV, dan perubahan suhu ekstrem yang dapat merusak permukaan kayu. 

Pilihlah pelapis berbasis minyak alami atau water-based yang cocok dengan jenis kayu Anda, seperti jati, ulin, atau merbau.

Sebaiknya lakukan pengecatan ulang atau pelapisan setiap 6–12 bulan sekali, tergantung kondisi cuaca di area Anda. 

Selain menjaga ketahanan, lapisan ini juga membantu mengembalikan warna alami decking kayu yang mulai pudar akibat paparan matahari. Dengan pelapisan rutin, decking akan terlihat seperti baru setiap saat.

4. Hindari Benda Berat dan Tajam di Atas Decking

Meskipun decking kayu terkenal kuat, permukaannya tetap bisa rusak bila terkena benda tajam atau terlalu berat. 

Saat menata perabot outdoor, usahakan menggunakan alas karet di bawah kaki meja atau kursi untuk menghindari goresan. Hal ini penting dalam langkah merawat decking agar serat kayu tetap halus dan tidak terkelupas.

Selain itu, hindari menyeret benda berat di atas permukaan kayu. Jika ingin memindahkan barang besar seperti pot atau kursi besi, angkatlah secara perlahan. 

Kerusakan kecil akibat goresan bisa menyebabkan air dan debu masuk ke pori kayu, mempercepat proses pelapukan.

5. Bersihkan Lumut dan Jamur Secara Berkala

Lumut dan jamur sering tumbuh di area lembap seperti sudut atau bawah pot tanaman. Jika dibiarkan, mereka dapat membuat permukaan kayu licin dan berbahaya untuk diinjak. 

Untuk membersihkan decking kayu dari lumut, gunakan campuran air hangat dan cuka putih, lalu sikat perlahan hingga bersih. Hindari pemakaian cairan pemutih keras yang dapat merusak warna alami kayu.

Setelah proses pembersihan, pastikan decking benar-benar kering. Anda bisa menjemurnya di bawah sinar matahari selama beberapa jam. 

Melakukan pembersihan jamur secara rutin tidak hanya menjaga keindahan tampilan, tetapi juga memperpanjang usia pemakaian decking secara signifikan.

6. Lakukan Pemeriksaan Rutin Setiap Beberapa Bulan

Cara Merawat Decking Kayu

Merawat decking tidak hanya soal membersihkan, tapi juga memeriksa kondisi strukturalnya. Cek apakah ada papan yang mulai longgar, retak, atau berubah warna. Jika ditemukan kerusakan kecil, segera lakukan perbaikan sebelum masalah semakin besar.

Anda juga dapat mengencangkan kembali sekrup atau paku yang longgar untuk menjaga kestabilan permukaan. 

Bila perlu, lakukan pengamplasan ringan untuk menghaluskan bagian yang mulai kasar. Pemeriksaan rutin ini merupakan investasi kecil yang akan menjaga decking tetap kuat dan nyaman digunakan.

7. Hindari paparan Sinar Matahari Langsung Terlalu Lama

Sinar matahari yang terlalu kuat bisa menyebabkan warna decking kayu memudar dan permukaannya menjadi kering. 

Untuk mencegah hal ini, Anda bisa menggunakan tirai outdoor, kanopi, atau payung besar sebagai pelindung dari sinar UV. Langkah ini termasuk cara cerdas dalam merawat decking kayu agar tampilannya selalu menarik.

Selain itu, pertimbangkan untuk memindahkan posisi furnitur secara berkala agar warna decking tetap merata dan tidak belang. 

Dengan perlindungan yang tepat, Anda bisa menjaga warna alami dan tekstur kayu tetap awet meskipun berada di area terbuka.

Jadi, sudah tahu Cara Merawat Decking Kayu?


 Mengulas Kelebihan dan Kekurangan Plafon Gypsum

Kelebihan kekurangan plafon gypsum

Kelebihan kekurangan plafon gypsum - Pada dasarnya, gypsum merupakan sebuan mineral alami berupa kalsium sulfat yang dibentuk menjadi lembaran papan dengan tekstur permukaan halus. 

Dalam bidang interior rumah, material ini memang selalu diandalkan untuk kebutuhan plafon. 

Ciri khas plafon gypsum terdapat pada tampilannya yang berwarna putih dan bertekstur halus, sehingga dapat menciptakan kesan bersih dan rapi didalam ruangan. 

Nah, secara kebetulan juga di ulasan kali ini akan membahas seputar kelebihan dan kekurangan plafon gypsum.

Tanpa banyak panjang lebar lagi, yuk simak langsung ulasan berikut:

Kelebihan Plafon Gypsum

Kelebihan Plafon Gypsum

1. Cocok Untuk Berbagai Gaya Interior Rumah

Sebagaimana yang sudah disebutkan pada ulasan diatas tadi, bahwa tampilan plafon gypsum mengusung warna putih yang dapat memberikan kesan bersih dan rapi. 

Menariknya lagi, plafon gypsum juga bisa dibentuk dengan ornamen tertentu yang membuatnya ideal untuk rumah bergaya klasik, modern, minimalis, dan kontemporer. 

Baca juga: Keunggulan dan Kekurangan Plafon PVC

2. Pemasangan yang Tidak Rumit

Jika dibandingkan dengan plafon kayu, proses pemasangan plafon gypsum relatif lebih cepat. 

Hal itu bukan tanpa alasan, karena plafon gypsum tidak perlu banyak diberi finishing yang berat. 

Meski demikian, pemasangan plafon gypsum tetap harus dilakukan oleh para tukang yang professional untuk mendapatkan hasil maksimal. 

3. Dapat Meredam Suara

Plafon gypsum memiliki kemampuan yang terbilang cukup baik dalam meredam suara. 

Terlebih jika dipadukan dengan glasswool atau rockwool, sehingga performa akustik ruangnya bisa jauh lebih maksimal. 

Oleh karena itu, plafon gypsum kerap diaplikasikan di ruang keluarga, kamar tidur, atau ruang kerja. 

4. Mudah Dibentuk

Selain kemampuannya yang dapat meredam suara, plafon gypsum juga memiliki sifat fleksibel yang membuatnya mudah dibentuk. 

Adapun berbagai desain plafon gypsum yang umumnya dijumpai, seperti drop ceiling beringkat, kotak simetris, hingga lampu indirect (lampu bias tersembunyi). 

5. Harga yang Relatif Terjangkau

Dari segi harga, plafon gypsum memang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan material PVC maupun kayu solid. 

Tentunya plafon gypsum merupakan pilihan paling tepat untuk mereka yang dihadapkan pada keterbatasan budget. 

Kekurangan Plafon Gypsum

Kekurangan Plafon Gypsum

1. Tidak Tahan Terhadap Air

Ini dia salah satu kekurangan yang paling menonjol dari plafon gypsum. 

Ketika terjadi kebocoran pada atap rumah, biasanya plafon gypsum akan menggelembung, retak, terkelupas, hingga roboh. 

Itu sebabnya, mengapa plafon gypsum tidak cocok dipasang di area yang lembab seperti dapur, kamar mandi, atau area outdoor. 

Baca juga: Kelebihan dan Kekurangan Plafon Lambersering Kayu

2. Rawan Terhadap Benturan Keras

Struktur plafon gypsum yang ringan dan renyah membuatnya tidak mampu menahan benturan keras. 

Saat terkena benturan keras, tentunya plafon gypsum akan mengalami patah hingga berlubang. 

3. Memerlukan Struktur Rangka yang Tepat

Rangka yang digunakan untuk menopang plafon gypsum biasanya berupa besi hollow atau kayu. 

Namun, pastikan rangka tersebut benar-benar kokoh agar plafonnya tidak melengkung di kemudian hari. 

4. Harus Dipasang Oleh Ahlinya

Kendati prosesnya terbilang cepat, namun pemasangan plafon gypsum tidak boleh dilakukan oleh orang awam. 

Ya, sedikit saja kesalahan seperti sambungan yang tidak rata, sekrup terlalu dalam, atau adonan kompon yang tidak halus bisa membuat hasil akhirnya terlihat kurang rapi lho!

Jenis-jenis Plafon Gypsum

Jenis-jenis Plafon Gypsum

Setelah mengetahui kelebihan dan kekurangannya, penting juga bagi anda untuk mengenai jenis-jenis plafon gypsum seperti berikut:

1. Gypsum Rangka Hollow

Jenis ini merupakan yang paling umum digunakan, karena memiliki ketahanan terhadap rayap, kokoh, serta bentuknya yang lebii lurus dibandingkan dengan kayu. 

Baca juga: Keunggulan dan Kekurangan Pintu Aluminium

2. Gypsum Rangka Kayu

Saat ini penggunaan rangka kayu untuk plafon gypsum memang sudah jarang digunakan. 

Namun, penggunaan rangka kayu biasanya diaplikasikan pada rumah bergaya tradisional atau klasik. 

3. Drop Ceiling Gypsum

Selanjutnya ada model Drop Ceiling Gypsum yang bentuknya bertingkat-tingkat, lalu kerap dipadukan denan lampu LED strip untuk menciptakan pencahayaan yang elegan. 

4. Gypsum Motif

Jenis gypsum yang satu ini bisa dibentuk menjadi ukiran, list profil, hingga dome untuk rumah-rumah klasik. 

Cara Merawat Plafon Gypsum

Cara Merawat Plafon Gypsum

Agar plafon gypsum awet dan tahan lama, penting untuk mengetahui cara perawatannya seperti dibawah ini:

1. Membersihkan Secara Teratur

Debu yang dibiarkan menumpuk akan membuat plafon gypsum terlihat kusam. 

Sebenarnya membersihkan plafon gypsum tidak harus dilakukan setiap hari, namun cukup sebulan sekali dengan menggunakan alat yang tepat. 

Seperti kemoceng microfiber atau vacuum cleaner dengan ujung sikat yang lembut. Hindari penggunaan kain basah, karena plafon gypsum sangat sensitive terhadap air. 

Apabila terdapat noda ringan, bersihkan dengan kain lembab yang hanya sedikit dibasahi air, lalu keringkan lagi agar tidak menyerap ke gypsum. 

2. Cek Keretakan dan Sambungan Secara Berkala

Plafon gypsum umumnya memiliki sambungan yang ditiutupi oleh kompon. Apabila terjadi pergerakan rangka maupun penyusutan kecil, biasanya akan timbul garis retakan tipis. 

Guna mencegah keretakan semakin melebar, lakukan pengecekan visual setiap beberapa bulan sekali, terlebih di area sambungan papan dan sudut plafon. 

Seandainya terdapat retakan halus, cepat perbaiki dengan kompon gypsum, kemudian amplas dan cat Kembali. 

3. Periksa Bagian Atap dan Rangka

Sedikit saja ada kebocoran di atap, tentunya plafon gypsum akan terkena air yang bisa membuatnya menggelembung, menguning, hingga roboh. 

Maka dari itu, periksa bagian atap dan pastikan tidak ada kebocoran. Setelah hujan deras, sempatkan untuk memeriksa apakah ada rembesan di bagian plafon. 

Disisi lain, penting juga untuk mengecek rangka plafon minimalnya setahun sekali. Pastikan rangka tersebut tidak berkarat, tidak melengkung, atau mengalami penurunan kekuatan struktur. 

Nah, itu dia beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk merawat plafon gypsum agar lebih awet dan tahan lama. 




 Ini Alasan Pintu Aluminium Makin Banyak Diminati

Pintu aluminium

Pintu aluminium - Saat ini penggunaan material aluminium untuk berbagai kebutuhan konstruksi rumah memang sudah menjadi tren, salah satunya dijadikan pintu. 

Ya, sebab pintu aluminium memiliki sifat yang tahan terhadap cuaca ekstrim, mudah dibentuk, serta tampilannya yang terkesan modern. 

Dari segi harga, bahkan pintu aluminium relatif lebih murah dibandingkan dengan material besi atau baja. 

Tak hanya itu, masih ada lagi beberapa keunggulan lain dari Pintu aluminium yang menarik untuk dibahas seperti berikut.

Keunggulan Pintu Aluminium

Keunggulan Pintu Aluminium

1. Ringan Namun Kuat

Keunggulan dari Pintu aluminium terdapat pada bobotnya yang cenderung ringan, sehingga dapat memudahkan proses pengerjaan sekaligus mengurangi beban pada engsel dan kusen. 

Meski berbobot ringan, namun struktur Pintu aluminium masih tetap kokoh. 

Baca juga: Pintu Baja

2. Tahan Karat dan Korosi

Jika dibandingkan dengan pintu baja maupun besi, Pintu aluminium tidak mudah mengalami karat. 

Tentu saja Pintu aluminium sangat ideal diaplikasikan untuk area yang sering terpapar air, seperti kamar mandi atau area outdoor. 

3. Memberikan Kesan Modern dan Rapi

Pintu aluminium memiliki warna alami perak yang dapat menyuguhkan kesan minimalis. Bahkan, Pintu aluminium juga bisa diberi lapisan powder coating untuk tampilan warna lain. 

Sehingga Pintu aluminium cocok untuk rumah yang bergaya modern, industrial, dan minimalis. 

4. Mudah Dipadukan Dengan Kaca

Kebanyakan Pintu aluminium dibuat dengan kombinasi kaca untuk mempertegas kesan elegan, sekaligus memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan secara maksimal. 

5. Tahan Cuaca dan Rayap

Pintu aluminium sudah terbukti tahan terhadap paparan sinar matahari, air hujan, dan kelembapan tinggi tanpa mengalami perubahan bentuk. 

Tak seperti pintu berbahan kayu yang kerap melengkung atau mengembang akibat perubahan cuaca ekstrim. 

Selain tahan terhadap cuaca ekstrim, Pintu aluminium juga tidak mempan terhadap serangan rayap lho. 

6. Perawatan yang Mudah

Keunggulan berikutnya dari Pintu aluminium, yakni perawatan yang cenderung mudah. 

Tak seperti pintu kayu yang membutuhkan finishing ulang setiap beberapa tahun, Pintu aluminium cukup dibersihkan dengan lap dan sabun cair saja. 

Kekurangan Pintu Aluminium

Kekurangan Pintu Aluminium

Meski memiliki banyak keunggulan, terdapat juga beberapa kekurangan dari Pintu aluminium yang harus diketahui seperti di bawah ini:

1. Tampilan yang Kurang Natural

Kendati ada Pintu aluminium yang dibuat dengan motif kayu, namun tampilannya tetap tidak senatural dan sehangat pintu kayu solid. 

Baca juga: Jenis Pintu Kayu Solid

2. Suara Lebih Nyaring Saat Terbentur

Dikarenakan sifat logamnya, Pintu aluminium kerap menghasilkan suara bunyi yang lebih nyaring saat terkena benturan. 

3. Kualitas yang Tidak Seragam

Ada banyak sekali Pintu aluminium yang tersedia dipasaran, namun tidak semuanya memiliki ketebalan dan kualitas yang sama. 

Dengan kata lain, kualitas Pintu aluminium tergantung pada ketebalan yang dimilikinya. 

4. Harus Dilengkapi Dengan Kunci Berkualitas

Jika digunakan untuk pintu utama, maka tingkat keamanan Pintu aluminium sangat bergantung pada kunci dan sistem pengunciannya. 

Tanpa kombinasi yang tepat, Pintu aluminium dapat dicongkel dengan mudah. 

Jenis-jenis Pintu Aluminium

Jenis-jenis Pintu Aluminium

1. Pintu Aluminium Model Swing

Pintu aluminium dengan model swing merupakan yang paling umum digunakan, karena sifatnya yang simpel dan efisien. 

Sehingga Pintu aluminium model swing cocok digunakan untuk berbagai ruangan, seperti kamar mandi, dapur, atau penghubung antar ruangan. 

Baca juga: Cara Pasang Aluminium Composite Panel

2. Pintu Aluminium Model Sliding

Pintu aluminium model sliding memiliki mekanisme dengan cara digeser yang membuatnya lebih menghemat ruang, sehingga ideal diaplikasikan di area menuju halaman maupun balkon. 

3. Pintu Aluminium Model Lipat

Pintu aluminium model lipat biasanya digunakan pada area yang membutuhkan bukaan lebar, seperti luar ruangan, ruang serba guna, atau cafĂ©. 

4. Pintu Aluminium Kaca

Dengan perpaduan rangka aluminium dan panel kaca, pintu ini dapat meningkatkan estetika sekaligus memaksimalkan pencahayaan alami. 

5. Pintu Aluminium Motif Kayu 

Pintu kayu solid memang menawarkan harga yang relatif mahal, terlebih untuk jenis-jenis kayu berkualitas premium seperti jati. 

Sebagai alternatifnya, anda bisa menggunakan Pintu aluminium motif kayu karena harganya yang lebih murah. 

Kisaran Harga Pintu Aluminium

Kisaran Harga Pintu Aluminium

1. Pintu Aluminium Swing

Harga pintu Aluminium swing dengan ukuran 90 x 210 cm dibanderol sekitar harga Rp 2 juta sampai Rp 5 jutaan per unit. 

Namun, untuk Pintu Aluminium dengan perpaduan kaca tempered berkisar Rp 2,8 juta sampai Rp 5,6 juta. 

2. Pintu Aluminium Sliding

Harga Pintu Aluminium model sliding dengan ukuran 160 x 210 cm berada dikisaran Rp 3,6 juta - Rp juta, tergantung dari merk dan jenis kaca yang digunakan. 

Sedangkan Pintu Aluminium sliding untuk kamar mandi dengan ukuran 70 x 200 cm dimulai dari Rp 860 ribu sampai Rp 4,5 jutaan. 

3. Biaya Pasang Pintu Aluminium

Menurut informasi yang didapat, biaya pasang Pintu Aluminium dengan perpaduan kaca bisa mencapai sekitar Rp 900 ribu per unit. 

Demikianlah penjelasan singkat mengenai kelebihan, kekurangan, dan harga Pintu Aluminium. 

Bagaimana, apakah anda berminat untuk menggunakan Pintu Aluminium?